TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemenangan Timnas Indonesia melawan Vietnam dengan skor 7-6 lewat adu penalti dalam ajang Piala AFF U-19, diharapkan membuat masyarakat lupa sejenak dengan tingginya harga kedelai sebagai bahan baku tempe.

“Kemenangan U-19 insya Allah jadi cerita manis, kegembiraan bagi rakyat. Biar rakyat lupa sebentar dengan harga kedelai,” ujar mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, usai nonton bareng di rumahnya, Jakarta, Minggu (22/9/2013).

Dalam acara nonton bareng, pendiri ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia menyajikan makanan ringan bagi penonton seperti kacang rebus, ketela, es palu putung, nasi bungkus, kopi, dan teh. Tampak juga politisi Demokrat, Pasek Suardika.

Menurut Anas, kenaikan harga kedelai membuat masyarakat, baik konsumen maupun produsen tahu dan tempe yang berbahan dasar kedelai, serba salah. Kenaikan harga kedelai di pasaran, membuat produsen tahu dan tempe mengancam tidak menjualnya.

Apalagi, tutur Anas, naiknya harga tahu tempe dikarenakan pemerintah harus mengimpor kedelai. Saat ini, dua pertiga kebutuhan kedelai nasional diperoleh dengan cara impor, dan petani lokal hanya mampu memenuhi sepertiga kedelai.

Anas berharap, tahu tempe yang menjadi makanan favorit Indonesia, dapat menyadarkan pemerintah untuk melakukan swasembada kedelai, tidak lagi mengimpor.

“Kalau impor besar, terjadi fluktuasi ekonomi, maka korbannya kita semua,” ucapnya. (*)

Baca Juga:

SBY: Terima Kasih, Para Pahlawan Sepak Bola U-19!

Pemasukan Tiket Tembus Rp 1 Miliar

Anas: Laga Final Sealot Pergantian Ketua Komisi III



YOUR COMMENT