TEMPO.CO, Beijing – Bebek raksasa berwarna kuning tampak memenuhi kawasan Hong Kong’s Victoria Harbour. Ini bukanlah bebek sungguhan, melainkan bebek karet yang dibuat oleh seniman asal Belanda, yakni Florentijn Hofman. Ia telah membawa bebeknya ke berbagai negara, dari Amerika Selatan hingga ke Australia. Dan kini, warga kota Cina bisa turut menyaksikannya.

Namun demikian, menurut laporan laman Hindustan Times, Jumat, 6 September 2013, banyak warga yang justru kecewa. Pasalnya, untuk meihat bebek yang padahal berada di tempat umum ini, mereka harus merogoh kocek Rpm17 ribu per orang. Ditambah lagi, menurut warga, bentuk bebek tak lagi sempurna. Ini jauh dari bayangan mereka dan tampilan foto bebek yang kala itu sedang dipamerkan di negara lain.

»Kalau saja digratiskan, ini akan menarik pengunjung lebih banyak,” ujar Kang Jing, salah seorang pengunjung. Tidak hanya mendapat keluhan dari pengunjung, sebuah harian Cina, People’s Daily, juga mengkritik habis-habisan bentuk komersialisme yang diterapkan pihak panitia. Pasalnya, di negara lain, warga tidak dikenakan biaya untuk melihat si bebek raksasa.

Tidak hanya menyoal biaya masuk, rupa bebek yang terlihat loyo juga membuat sejumlah pengunjung kecewa. »Dia harusnya gemuk dan tampak manis,” tutur Kang lagi. Memang, tampak jelas tubuh si bebek yang terlihat loyo dan miring ke depan. Kang menambagkan, bebek juga terlihat lebih kecil dari ekspektasinya, meski panjangnya sudah mencapai 18 meter.

Sementara itu, pihak penyelenggara berdalih, biaya masuk dipungut untuk membuat sejumlah fasilitas guna menampung banyaknya pengunjung. Meski demikian, mereka tidak menyangkal, bebek ini tidak terlalu menarik minat pengunjung. Bahkan, menurut panitia, tidak banyak orang yang antusias datang di hari pertama pameran.

HINDUSTAN TIMES | ANINGTIAS JATMIKA

Topik terhangat:

Vonis Kasus Cebongan | Jokowi Capres? | Miss World | Penerimaan CPNS

Berita lainnya:

Jokowi Semobil Lagi Dengan Megawati

Apa Saja Mobil Politikus PDI Perjuangan?

Dukungan Pencapresan Jokowi Mengalir dari Amerika

Puji Jokowi, Megawati Pakai Bahasa Simbolis Jawa



YOUR COMMENT